=======================
Penerjemah : Ramune
Editor : Infa Nelia
=======================
Part 1: Pertemuan Pemuda dan Gadis Cilik
Di sebuah hutan belantara, terdapat seorang pemuda. Walaupun
saat ini siang, hutan yang jarang terjamah orang ini tetap terlihat suram dan
gelap. Tidak ada suara yang terdengar kecuali suara burung yang berkicau di
kejauhan. Suasana tempat ini memang sangat tidak mengenakan hati.
Pemuda itu pun menatap pedangnya dengan ekspresi jijik.
“Ugh, sialan…,” ucapnya sambil mengusap pedangnya dengan
rumput di sekitar. Pedang yang digenggamnya itu dilumuri lendir busuk.
“Makanya tidak ada yang mau mengambil permintaan ini…. Ya
ampun, aku harus mandi sebelum kembali. Saat dia tahu kalau mantel kulitnya
juga terkena, ekspresi wajahnya semakin memburuk.
Waktu yang dia habiskan di sana tidak terlalu lama setelah
mengambil permintaan berisi, “basmi makhluk sihir katak yang populasinya
membludak.” Walaupun mudah, karena dia percaya dengan kemampuan sihir dan
pedangnya, perjalanan pulang kembali memakan waktu yang lama.
“Kulakukan karena masih ada waktu sebelum pekerjaan
selanjutnya, sih, tetapi… kurasa ini sebuah kesalahan.” Setelah mendengar suara
ceplak-ceplok dari kakinya sendiri,
dia menghela napas.
Alasan mengapa dia melakukan permintaan ini adalah karena
bisa pulang-pergi selama sehari dari kota yang ditinggalinya. Dia mengutuk diri
sendiri karena memutuskan hal ini dengan sembrono.
Isinya tidak terlalu sulit. Dia bisa mencari segerombolan
makhluk sihir yang ada di pedalaman hutan dan menghabisi mereka pun juga terasa
mudah. Kalau saja dia tidak terkena darah dan lendir yang mereka keluarkan….
Satu-satunya hal yang bisa disyukuri adalah bau ini memati-rasakan indra
penciumannya. Tapi kalau sampai dia kembali dalam keadaan seperti ini, penjaga
gerbang dan teman-temannya akan jijik.
Di kota yang sekarang dia tempati, namanya cukup terkenal,
sebagai adventurer handal. Dia baru
saja mencapai umur 18, yang dianggap sebagai orang dewasa di negara ini.
Tetapi, di tempat asalnya, dia sudah dianggap dewasa sejak umur 15. Karena dia
memutuskan untuk memulai kehidupan adventurer
sejak dini, dia menuai prestasi dan reputasi yang lebih besar dari apa yang
bisa dihasilkan orang pada umurnya.
Rambutnya hitam bercampur sedikit coklat muda. Dia memakai
mantel panjang yang terbuat dari kulit makhluk sihir. Di tangan kirinya
terdapat sebuah sarung tangan sihir. Itu lah apa yang akan penduduk jelaskan
mengenai seorang pemuda bernama Dale Reki.
“Ya,
elemen air, atas namaku, aktifkanlah. 〈〈Cari: Air〉〉”
Dia merapal sebuah mantra dan sihirnya pun aktif. Setelah
merasakan kehadiran air, Dale merubah laju perjalanan melalui jejak hewan.
Setelah keluar dari pedalaman dan bisa melihat sungai kecil,
dia menghela napas.
Dia melepas mantel dan memasukkannya ke air. Mantel itu
ditambahi dengan sihir, jadi lendir busuk itu segera menghilang. Karena mantel
itu anti air, keringnya cepat, jadi Dale segera menggantungnya di dahan pohon.
Dia berhenti bergerak dan berpikir sejenak. Dale melihat
tubuhnya dan sadar dengan bau tidak sedap dari lendir itu. Setelah memutuskan
untuk mandi, dia melepas baju anti-tusuknya. Dia tahu kalau makhluk buas di
hutan ini tidak berbahaya baginya.
Mantelnya kering, tetapi bajunya masih basah. Oleh karena
itu, Dale membuat api unggun, duduk di mantel yang dia taruh di bawah dan
membakar ikan yang ditangkapnya dan kemudian melanjutkannya dengan mandi di
sungai.
Saat bau sedapnya tercium, hampir semua bajunya sudah
kering. Sambil memerhatikan kematangan ikan bakarnya, dia memakai bajunya
dengan cepat. Di tempat seperti ini, dia tidak mau menikmati makanan dengan
hanya memakai pakaian dalam.
Di saat itulah, dia mendengar suara.
Dia sudah mengira kalau akan ada hewan yang datang karena
aroma makanannya, tetapi saat melihatnya, dia terkejut.
Seorang gadis yang kepalanya bisa dilihat berada dibalik
semak-semak, tengah menatapnya dari kejauhan.
Awalnya dia terkejut karena perkiraannya salah, tetapi dia
lebih terkejut karena melihat seorang gadis dalam hutan yang ditinggali makhluk
sihir. Dia tahu kalau tidak ada desa atau apapun di sekitar sini. Setelah
melihat dengan lebih teliti, terlihat tanduk hitam kecil di atas kepalanya.
Ras Iblis,
ya? Merepotkan saja…. Ucapnya dalam hati.
Ras Iblis adalah ras yang mengisolasi diri. Kemampuan mereka
adalah yang terbaik jika dibandingkan dengan enam ras lainnya. Tanda dari ras
itu adalah adanya tanduk diatas kepala mereka.
Apa enaknya
kubunuh saja, ya…?
Itu adalah cara tercepat untuk mengatasi hal ini. Karena kalau dipikir, Iblis
itu hanyalah pembawa masalah.
Dale memegang pedangnya lalu melepaskannya. Dia baru selesai
mandi dan tidak mau ada cipratan darah lagi. Walaupun terdengar sembrono, tapi
itulah alasan yang telah dia buat.
Gadis yang terlihat bisa menangis kapanpun itu, terus
menatapnya.
Setelah mengeluarkan pedangnya, Dale mulai tenang dan
menatap gadis itu. Saat itu dia sadar mengapa dia tidak bisa tenang… salah satu
tanduknya tertebas.
Apa aku
tidak salah lihat? Gadis sekecil ini adalah seorang kriminal….
Setelah melihatnya, Dale merasa aneh karena hal ini hampir
mustahil. Dulu, salah satu rekannya pernah berkata tentang budaya ras Iblis;
ras Iblis menganggap tanduknya suci karena itu adalah
satu-satunya simbol ras mereka. Jadi, kalau seorang Iblis melakukan kejahatan,
salah satu tanduknya akan ditebas dan dia akan diusir.
End of This Part