Air
Aku berbaring di atas
Kasur dan mulai membaca buku [Pengantar Alkimia: Bagian I].
…Huh? Pembahasannya
diawali dari air?
Air mentah itu tergolong
kualitas [air] yang kotor, meskipun terlihat jernih.
Air mentah mungkin
mengandung makhluk atau zat yang tidak berwarna, seperti bakteri-bakteri kecil
yang tak kasat mata. Sepertinya air sejenis itu tidak boleh digunakan dalam
suatu pembuatan barang.
……Mari kita intip bagian
berbagai tipe air.
Pertama-tama, air sumur.
Air ini ditinggalkan di dapur kediaman ini.
[Air]
Kualitas: Normal
Detail: Mengandung
bakteria dengan jumlah yang sangat kecil. Disarankan untuk merebus air ini
sebelum digunakan.
……Wah, meski tidak
kelihatan, air ini ada bakteri!
“Anu, Maria.” Aku mencoba
memanggil salah satu tukang masak di dapur.
“Iya, Daisy-sama, ada
perlu apa?” Jawab Maria sembari mengelap tangannya dengan celemek yang terikat
di pinggangnya.
“Apakah kita meminum air
ini begitu saja?”
Maria menggelengkan
kepalanya sambil menjawab, “Agar kita semua bisa meminumnya, kita harus
merebusnya terlebih dahulu dan menyajikannya sebagai the, atau kita akan
meminum [Air Rebusan]—air yang sudah kita rebus kemudian didinginkan. Meskipun
hendak digunakan untuk memasak, kami harus tetap merebus air sumur ini…”
“Anu, Maria. Apa kamu
punya [Air Rebusan]?”
Maria membawakanku
secangkir air yang ia tuangkan dari dalam dapur. “Ini dia.”
Aku menatap ke arah air
yang ia berikan padaku.
[Air]
Kualitas: Normal
Details: Semua bakteri
telah terbunuh. Aman untuk diminum.
Sepertinya kondisi dapur
keluargaku masih aman.
“Terimakasih, Maria!”
Aku meneguk air kemudian
menyerahkan cangkir tersebut kepada maria, dan meninggalkan dapur.
Setelah itu, aku mencoba
menginvestigasi kolam di kebun bunga mawar.
[Air]
Kualitas: Rendah
Detail: Mengandung tanah,
bakteri, dan serangga. Jangan diminum.
Aku mencoba melihat ke
air hujan yang terkumpul di wastafel.
[Air]
Kualitas: Normal
Details: Mengandung
polutan yang terkandung di atmosfer. Tidak disarankan untuk diminum langsung.
Hmm, meskipun sudah
direbus, kualitas airnya hanya akan menjadi “Normal”……
Aku bergegas menuju
kamarku dan membuka bukuku lagi.
Terdapat penjelasan lebih
di dalam bagian [Air]. Pada dasarnya, ketika air digunakan dalam alkimia,
sebuah alat bernama [Penyuling] digunakan untuk membuat [Air Sulingan].
Aku memeluk buku
[Pengantar Alkimia: Bagian 1] dan pergi ke laboratorium pribadi ku. Menggunakan
gambar yang ada dalam buku sebagai dasarnya, aku mencari alat yang sesuai.
Bagian bawah dari “Labu”
pertama berbentuk bulat dan bagian kepala yang meruncing hingga tutup yang
tersambung dengan selang, dan tutup– peralatan gelas lain – tersebut terhubung
dengan labu penerima
Di bawah labu pertama
terdapat peralatan sihir, yang disebut aparatus penghangat, dan selang yang
terhubung dengan tutupnya juga terhubung dengan peralatan sihir yang serupa,
disebut pendingin.
Berikutnya, aku pergi
menuju dapur sembari membawa labu. AKu mengisi labu tersebut dengan air sumur,
kemudian aku kembali ke laboratorium. Kebetulan karena aku masih berumur 5
tahun, aku dilarang melakukan percobaan tanpa pengawasan, dan orang tuaku
memerintahkanku untuk membawa serta seorang maid untuk menemaniku.
Aku memasang labu pertama
yang telah diisi air ke dalam alat penyulingan. Kemudian aku menyalakan
peralatan sihir itu.
Secara bertahap,
gelembung-gelembung mulai terbentuk di dalam labu, dan tak lama kemudian
gelembung tersebut mulai membesar. Uap air mulai naik dan tetesan air telah
terkumpul di tutup labu pertama, kemudian mengalir ke labu penerima.
Setelah beberapa saat,
hampir keseluruhan air telah berpindah ke labu penerima dan aku mematikan
peralatan sihir penghangatnya.
Kemudian, aku mencoba
membandingkan air di dalam kedua labu tersebut.
Air di labu penerima
terlihat seperti ini:
[Air]
Kualitas: Bagus
Details: Air yang telah
disuling. Air murni.
Air yang tersisa di labu
pertama terlihat seperti ini:
[Air]
Kualitas: Normal
Detail: Air dengan
kotoran yang terkumpul. Limbah sisa.
Aku sudah berhasil
membuat air sulingan yang menjadi dasar eksperimen!