Novel Tanaka Ke, Tensei Suru Bab 02 Bahasa Indonesia

4/21/2022

 

Mengingat Kehidupan Sebelumnya



Penerjemah: Rena

“……nona… no… muda! ……………Nona muda!”

Maid ku bernama Martha kelihatannya sedang kebingungan…… Dalam kesadaranku yang masih kabur, aku memaksakan diri untuk bangun agar tidak membuat Martha khawatir. Pada saat itulah, kepalaku terasa sakit bagaikan terhantam oleh bak mandi…… Hmm?

Ingatan apa ini? Kenapa bak mandi menghantamku?

………!

Aah, apa ini dorifu? Ini dorifu, kan?

Hm? Dorifu itu apa? Dorifu ya Dorifu? Ketika ingatan lama sedang ditata ulang.

TL Note: Dorifu atau Dorifuneta merupakan bahasa gaul Jepang yang berarti ‘mengenang atau mengingat sesuatu ketika menutup mata’. Maaf aku nggak bisa menemukan padanan bahasa indonesianya

Apa ini? Isi kepalaku seperti tercampur aduk.

Kenapa ini? Aku…… rasanya pikiranku sedang kacau?

Watashi? Watashi? Watashi? Huh, watashi?!

 

Apa? … maksudnya ini?

“Nona muda-? Kamu sudah bangun-? Nona muda?”

Martha membangunku sembari memeluk tubuhku yang terbaring.

 

Apa yang terjadi? Martha? Oh iya, Martha pasti tahu. Kalau aku selalu berada di dalam rumah.

Lantas, hal yang tak kumengerti?

“Nona muda? Emma-sama?”

Emma…? Emma?

Benar. Namaku……? Emma?

Aku mulai merasa pusing.

Ini semua salah bak mandi itu kepalaku jadi terasa sakit.

Huh? Bak mandi?

Jadi dorifu………… dorifu?

Apa? Kenapa ini? Kepalaku mulai terasa berputar semakin cepat.

AKu sudah… tidak dapat menjaga kesadaranku lagi.

Informasi dalam jumlah besar secara mendadak memasuki pikiranku secara terus-menerus. Orang-orang yang tidak pernah kutemui…Kendaraan yang tak masuk akal…terasa familiar. Diriku yang bukan merupakan diriku?

“Ma…af… Martha, ijinkan aku… tidur sekali… lagi…”

(Goyang)

Bagaikan mematikan komputir untuk memulai ulang, aku akan beristirahat untuk melegakan sakit kepalaku.

“Nona mudaa………!”

Dikala kamu sedang kebingungan, hal pertama yang dilakukan adalah tidur. Ketika aku terbangun nanti, aku akan merasa baikan… mungkin…

Setelah itu, aku kehilangan kesadaranku.

Aku pun tertidur selama sepuluh hari.

Tanaka Minato atau sekarang Emma Stuart, seorang putri Count, yang akhirnya sudah tenang, sedang mendengarkan penjelasan Martha mengenai kejadian sepuluh hari yang lalu.

“Tolong jangan lakukan itu lagi! Tak kusangka kamu bakal menaruh jamur dari kebun ke atas meja makan! Bisa gawat kalau satu keluarga sampai meninggal karena keracunan makanan! Untung saja semuanya selamat.”

“Ma, maaf…?”

Martha marah karena jamur yang kutemukan secara tak sengaja di kebun menjadi penyebabnya.

Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa bilang kalau aku yang membakarnya di atas arang dan menyelundupkannya ke dalam hidangan makan malam kami? Harusnya tidak ada barang bukti. Kebiasaan?

Namun… soal itu… kurasa Martha tidak mengetahui soal itu. Itu adalah jamur matsutake tahu? MATSUTAKE!!!

Aku tidak bisa mengingat rasa menakjubkan dari matsutake yang tumbuh alami dari kehidupanku sebelumnya. Setidaknya aku tidak bisa bilang sekarang. Lebih dari itu, aku tidak berniat untuk menjelaskan.

…?

Eh? Barusan Martha bilang kalau sekeluarga terkena keracunan makanan?

“Bukan aku saja yang jatuh pingsan?!”

Aku tidak bisa mengerti sepenuhnya tapi, aku penasaran apakah itu juga berdampak pada keluargaku?

“Tuan, Nyonya, George-sama, bahkan William-sama yang memakan jamur itu mulai mengatakan kata-kata yang aneh secara bersamaan, kemudian jatuh pingsan.”

Apa maksudnya?

Karena jamur matsutake tidak biasa dimakan oleh masyarakat di dunia ini, itu mengejutkan semuanya?

Padahal matsutake kan, rasanya enak, pakai banget.

Aku sampai ngiler hanya dengan mengingatnya saja.

Aroma yang lembut sesaat setelah itu masuk ke mulut! Teksturnya yang garing!

Matsutake yang berdosa membuatku mengingat rasa dan aroma Jepang…

Benar. Sesaat setelah aku memakannya, hal pertama yang kuingat adalah kejadian sebelum aku meninggal.

Saat-saat terakhir bagi Tanaka Minato di kehidupan sebelumnya.

Setelah suara, guncangan keras pun datang, aku sampai tidak bisa berdiri dengan benar untuk kabur. Rasa sakit yang hebat tiba sesaat setelah melihat dinding yang hancur, atau atap di atas yang bergemuruh hebat kemudian runtuh…

“Nona muda…?”

Martha melihat ke arahku seperti sedang khawatir ketika dia menyadari kerutan di alisku.

Mau gimana lagi. Karena aku baru saja pulih.

AKu tidak mendengar pertanyaan Martha karena aku masih terjebak dalam ingatanku sendiri.

Sungguh kematian yang menyakitkan!

“Aah… setidaknya aku ingin menegak secangkir beer!”

Ketika aku secara tak sadar mengatakan sesuatu dalam bahasa Jepang, Martha membuat ekspresi terkejut.

“Itu dia. Semuanya meneriakkan hal yang sama! Mantra macam apa itu?”

Ketika aku mendengar itu, kesadaranku yang masih kabur di kehidupanku sebelumnya langsung kembali.

“Martha, itu bukan mantra, itu bahasa Jepang… Apa? Eh! Semuanya?!”


===========================================
Terimakasih telah membaca
Tanaka Ke, Tensei Suru Chapter 02 Bahasa Indonesia
Berikan saran dan pesan kalian di kolom komentar
===========================================

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar