Novel Tanaka Ke, Tensei Suru Bab 03 Bahasa Indonesia

4/21/2022

 

Aman



Penerjemah: Rena


“Apa itu bahasa Jepang? Nona”

Martha bertanya sembari terlihat kebingungan.

“Itu bahasa asing. Mungkin dari timur yang jauh?

Aku menjawab dengan asal, namun dari peta di dunia ini, wilayah timur merupakan daerah yang belum terjamah.

Bahkan peta yang paling mahal tidak memetakan seluruh dunia ini.

“Lupakan soal itu, apakah ayah dan yang lainnya baik-baik saja?”

Martha tadi bilang kalau mereka baik-baik saja, tapi aku ingin mengkonfirmasinya lagi.

“Selain nona muda, semuanya sudah sadar setelah satu jam dan mulai menjalani keseharian seperti biasa keesokan harinya. Sepertinya semuanya hanya makan sedikit… Hanya nona muda yang makan banyak…”


Dia secara tak langsung bilang kalau aku ini rakus. Tapi itu jamur matsutako, loh? Bahkan di kehidupanku sebelumnya, aku tidak bisa makan banyak. Meskipun aku tidak mengingatnya, aku akan memakan matsutake dengan instingku!

“Namun semuanya terlihat sedikit aneh…Mereka semua terlihat kebingungan. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan kenyentrikkan nona muda.”

Hei Martha! Apa maksudmu nyentrik!

Martha selalu berkata dingin… Bisakah kamu bersikap lebih lembut karena aku baru pulih?

“Aku selalu mengatakan ini, Nona akan beranjak umur 12 di tahun ini. Meskipun mulai tahun depan kamu akan tinggal di ibu kota, Martha masih merasa khawatir! Tolong berhenti tertarik dengan serangga atau jamur atau serangga atau serangga-“

Astaga! Dia mulai ngasih ceramah lagi.

Ini pasti akan panjang… mana Martha sangat membenci serangga.

Mengambil kesempatan dari adik ayah yang lulus dari Universitas Kerajaan, keluarga kami berencana untuk menyerahkan managemen wilayah dan tinggal di ibukota. Wilayah kami berada di perbatasan yang menghabiskan waktu 15 hari naik kereta kuda untuk sampai ke ibukota.

Industri utama kami adalah barang berbahan sutra, mulai dari serikultur hingga hasil tenunan, kami memproduksi sutra kualitas unggul. Akhir-akhir ini ada perubahan dalam tren berbusana di ibukota, dan sutra dari Kediaman Count Stuart disebut0-sebut sebagai produk kualitas tertinggi di kalangan industri busana.

Dengan begitu, aku yang lahir dan dibesarkan di wilayah ini, berteman baik dengan ulat sutra. Tidak buruk, diriku. Dalih yang biasa kugunakan terbayang di pikiranku.

“Selain ulat sutra, Nona juga mengkoleksi ulat, lipan, laba-laba, dan laba-laba kan?”

AKu belum bilang apa-apa loh… Dan kenapa kamu mengatakan laba-laba dua kali?! Apakah Martha punya dendam pada laba-laba? … Aku tidak tahu.

Di halaman belakang kediaman kami, terdapat sebuah gubuk serangga yang biasa disebut dengan “Gubuk Emma”. Meski bangunan itu terlalu besar dan mencolok untuk disebut gubuk.

Selain untuk mengakomodasi hobi Emma dalam meneliti ulat sutra, gubuk ini dibangun untuk mengumpulkan dan mengembangbiakkan berbagai serangga yang menghasilkan benang dan berbagai macam serangga yang dia temukan.

Bagi Emma, itu adalah hobi yang ia nikmati di ruangan pribadinya, namun para pekerja (terutamma Martha) mulai mengeluh dan skala penelitiannya menjadi semakin besar sehingga ayahnya Emma, yang terlalu lembut pada Emma, membangun gubuk itu setahun lalu.

“Huh, aku belum merawat (serangga) berhargaku selama 10 hari.”

Aku mulai menjadi gelisah dengan fakta mengejutkan ini… Makanan yang ada akan cukup kalau hanya selama 2-3 hari, namun kalau sudah 10 hari, mungkin mereka sudah mulai saling memangsa satu sama lain. Ulat sutra berada di ruang penelitian yang terpisah, tapi aku menaruh serangga lain di ruangan yang sama.

AKu penasaran apakah laba-laba yang berwarna violet itu baik-baik saja…? Itu adalah laba-laba yang ditemukan di hutan 2 minggu lalu dan menjadi kesayangan Emma. AKu ingat pernah berjalan-jalan untuk menunjukkannya kepada semuanya.

“nona muda…”

Tatapan Martha menjadi semakin dingin. AKu takkan pernah lupa pada teriakan Martha ketika aku menunjukkan laba-laba ku kepadanya.

Ada suara ketukan yang menyela ceramah Martha, kemudian Martha pergi untuk membukakan Pintu. Waktunya pas banget…

“Kakak, kudengar kamu sudah bangun jadi aku datang menemuimu.”

Seseorang yang tak disangka akan muncul di balik pintu adalah, seorang cowok ganteng yang bercahaya. Tidak, dia itu adikku, William. Dia memiliki rambut berwarna pirang dan mata ungu… yang mana itu diwarisi oleh Ayah. Ada sangkar serangga yang besar di tangannya.

“Maaf, aku benar-benar lupa soal serangga… Selama kakak masih tidak sadarkan diri, ulat sutranya masih aman karena mreka berada di ruangan yang berbeda, tapi di ruangan yang berisi serangga lain hanya tersisa laba-laba saja…”

Sudah terlambat, harta berhargaku sudah dimakan oleh hartaku yang lain… Belalang, belalang sembah,, jangkrik, lipan, kaki seribu, pillbug, dan lain-lain, pasti telah terjadi pertarungan hebat diantara mereka… Setidaknya, aku ingin menyaksikan kejadian menakjubkan itu.

“Uuh… Sungguh disayangkan tapi mau gimana lagi…”

Di dalam sangkar serangga itu, laba-laba violet bergerak dengan suara gemerisik. Ini adalah serangga favoritku.

Jadi, pemenang dari pertarungan hebat itu adalah anak ini, ya.

Hanya perasaanku saja…? Rasanya sedikit? … agak…? Kurasa ukurannya jadi semakin besar.

Delapan mata bulat? Sedang mengarah kemari.

Iya, kamu tidak buruk juga. Maaf aku tidak memberimu makan.

Aku ingin memastikan kondisi laba-laba itu ddengan mengambil sangkar serangga itu. Karena laba-laba itu selalu diperlakukan dengan penuh kasih saying, ia mendekati Emma ketika melihat wajah Emma.

“Hiiiiiii”

Melihat ke arah laba-laba yang keluar dari sangkar, Martha langsung melarikan diri… Sepertinya dia tidak akan kembali dalam waktu dekat. Seperti biasa, Martha tidak mengerti kehebatan laba-laba ini ya.

Meski begitu, wahai adikku… Menggunakan harta berharga kakakmu untuk mengusir orang, pintar sekali!

Yah… daripada mengusir orang… lebih tepatnya mengusir Martha…

William telah melihat ke arah sini dengan tatapan tajam sejak tadi…

Meskipun aku ingin mengatakannya, aku tidak bisa. Meskipun aku ingin mendengarnya, pun juga tidak mau. Aku ingin tahu, namun juga sebaliknya. Tanpa memiliki keteguhan, aku jadi ragu.

Apa yang sedang kupikirkan, mungkin saja… kamu juga memikirkan hal yang sama. William melihat ke arah mataku dan membuka mulutnya bagai sudah menetapkan sesuatu.

“…Mina-nee?”

Emma juga sudah menetapkan pikirannya dan membuka mulutnya.

“…Peita?”

Kedua suara saling tumpeng tindih.

““Jangan-jangan kita bereinkarnasi ke dunia lain!!!!!””



===========================================
Terimakasih telah membaca
Tanaka Ke, Tensei Suru Chapter 03 Bahasa Indonesia
Berikan saran dan pesan kalian di kolom komentar
===========================================

SebelumnyaDaftar Isi | Selanjutnya

Artikel Terkait

Latest
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar