Part 5: Pikiran Pemuda Terhadap Senyuman si Gadis Cilik
Mata Latina
menjadi bundar saat melihat susu panas dan risotto keju ditaruh di depannya. Di
sampingnya, ada sup, daging asap serta sayuran. Di samping makanan itu, ada
makanan yang lebih banyak dan mengenyangkan untuk Dale, lengkap dengan sebuah
sosis daging besar.
[Editor
Note: Risotto sejenis makanan khas Italia berupa nasi yang dicampur krim (keju
leleh contohnya) sehingga teksturnya seperti bubur namun lengket.]
“Apa gak
terlalu sedikit?”
“Goblok!
Mustahil gadis kecil seperti dirinya makan sebanyak dirimu,” ucap Rita dengan
jijik. “Terlalu banyak makan hanya akan membuatnya sakit perut.”
Rita pun
tersenyum saat memberi Latina sebuah sendok. Perbedaan cara perlakuannya pada
Latina dibanding Dale dan pelanggan lain layaknya siang dan malam.
“Dale? *********?”
“Iya,
makanlah.”
Dale pun
sadar jika gadis ini selalu menunggu izinnya untuk segala sesuatu. Walaupun
tidak paham ucapannya, Dale paham hanya dengan melihat ekspresi wajahnya.
Latina
terkejut saat memasukkan makanan itu ke mulutnya. Dari tingkahnya yang membuka
mulutnya lebar-lebar, sepertinya makanan itu terlalu panas baginya.
“Rita,
ambilkan air!”
“Oh, terlalu
panas?”
Latina pun
meniup-niup makanannya pada suapan keduanya. Dale tertawa sementara Rita
mengerutkan jidatnya.
Tak lama
kemudian, Latina kembali makan dan ekspresinya pun membaik. Dia gampang
dimengerti.
“Ohhh, enak
ya. Sip!” Dale ikut makan dan ekspresinya pun juga membaik. Dengan adanya
Latina disisinya, sepertinya makanan ini terasa lebih enak, walaupun masakannya
sama saja. Intinya, Dale merasakan aura lembut dari diri Latina.
Latina
tersenyum lalu tertawa. Ini lah pertama kalinya Dale melihatnya tersenyum.
“Sip, makan
semua ya, Latina. Mau sosis?”
“Oi,
jangan!!!”
Setelah
memberi air, Rita melihat Dale yang menaruh makanannya ke piring Latina, Rita
pun memukulnya dengan nampan yang dibawanya.
Latina pun
terkejut.
“Tapi dia
butuh gizi, kan?!”
“Memang,
tapi jangan langsung seperti itu! Kenneth dan aku akan membuat makanan porsi
anak-anak setiap beberapa jam! Kalau sekarang memang kurang sih, tapi jumlah
makannya akan bertambah!”
Tiba-tiba
terdengar suara dari dapur, “Tapi yang
akan membuatnya aku sendirian, kan…?” tapi mereka berdua mengabaikannya.
Saat itu terjadi, Latina meneruskan makannya, walaupun jumlah makanan mereka
sangat berbeda, Dale menghabiskannya duluan.
Kemudian,
seakan-akan menunggu Latina selesai makan, Rita menaruh piring lain, yang kali
ini berisi makanan olah buah-buahan. Warung ini tidak menyediakan makanan
manis, membuatnya menjadi yang pertama.
“Aku tak
pernah menduga Kenneth baik ke anak kecil....”
Makanannya
masih hangat, sepertinya memang dibuat khusus untuk Latina.
Saat
ditaruh, sekali lagi, Latina menatap Dale, saat dia mengangguk, dia mulai
memakannya. Ekspresinya jadi semakin cerah; matanya berkilauan.
“Enak, ya?”
Melihatnya
yang gembira, terlihat jelas kalau Latina suka buah. Dia pasti kesusahan
mencari apa yang bisa dimakan di hutan itu. Mustahil dia bisa makan yang manis
di sana.
“Gimana?
Enak?”
Setelah
selesai mengurusi pelanggan lain, Rita melihat Latina dan menerima senyuman
yang lebih indah dari sebelumnya. Senyuman itu sangat indah sampai-sampai ia
berpikir akan ada bunga mekar di belakangnya. Walaupun mereka tidak bisa
berkomunikasi, ekspresinya sudah lebih dari cukup.
Harus cepat-cepat mengajari bahasa agar
tidak terpancing makanan pemberian orang aneh…. Melihat
senyuman Latina, Dale mengepalkan tangannya di bawah meja, sadar kalau dia juga
bisa memancingnya dengan makanan.
Selesai
makan, Latina mengamati piring tadi.
Melihatnya,
Dale pun mengelus-elus kepalanya. Mungkin karena terkejut, badannya menegang.
Tapi setelah melihat ekspresi Dale, dia kembali tenang.
“Kaget…?
Maaf ya. Kau pasti capek, kan? Soalnya ada banyak hal yang terjadi.”
Latina
mendengarkannya dengan memiringkan kepala sambil terus melihati wajahnya,
seakan-akan mencoba mencari tahu tujuan Dale. Saat Dale berpikir sejenak, dia
pun paham jika Latina memperhatikan sekitarnya dengan hati-hati. Mungkin
kemampuan observasinya hebat, tapi dalam hal seperti ini, dia terlalu cepat
percaya.
Dale pun
menggendong Latina dan dia mengelilingkan tangannya ke leher Dale. Posisinya
Latina mencoba berpegangan, posisinya agak aneh, tapi karenanya, posisinya
stabil dan tidak bergoyang. Dale yang menggendongnya dengan satu tangan saja,
berjalan ke depan.
“Rita, aku
ingin dia istirahat, jadi aku tidur dulu ya.”
“Oke.
Selamat malam, ya, Latina.”
Mendengar
suara Rita, Latina lagi-lagi tersenyum lebar. Di waktu yang singkat ini,
sepertinya Latina menganggap kalau Dale dan Rita adalah orang yang tidak bisa dipercaya.
Karena setelah bertemu mereka, ekspresinya terus membaik.
Rasa hangat
yang disebarkannya membuat Dale hampir merasa malu.
Sejak
pertemuan pertama yang bisa dibilang singkat ini, sifat Dale sudah sedikit
berubah. Kemarin, dia tidak pernah menyangka bisa seperti ini.
Dale
berjalan melewati dapur. Melihat Kenneth yang bekerja sekuat tenaga, dia
berkata, “Kenneth, Latina bilang buahnya enak~.”
“Ma-sama!”
Ucap Kenneth tanpa menoleh ke arahnya yang terus berjalan ke arah tangga di
belakang, yang merupakan gudang makanan mentah.
Dia naik ke
lantai dua, menaiki tangga dan akhirnya sampai di atap.
Karena
tempat itu pernah jadi gudang material yang nantinya dijual untuk para adventurer di lantai satu, ada banyak
barang dan koper berserakan, tapi di pojok sana, ada tanda kalau tempat itu
ditempati seseorang. Itu lah tempat yang ditempati Dale.
Punya tempat
tinggal seperti ini merupakan salah satu alasan mengapa dia memutuskan merawat
Latina. Dale bukan penduduk asli, tapi karena dia sering bekerja di sini dan
“pindah dari satu penginapan ke penginapan lain itu menyusahkan”, dia meminta
tolong pada rekan lamanya, Kenneth, dan tinggal di sini.
Hal itu
disetujui saat Rita, yang pernah tinggal di sana, menikahi Kenneth. Selama kau
tidak keberatan dengan atap-atap yang rendah, tempat itu cukup nyaman.
Dale tidak
kesusahan dalam membayarnya dan dia tidak akan melakukan hal memalukan seperti
mengambil barang yang ada di sana, jadi dia tidak menyusahkan pemilik banguna,
karena mereka sudah tahu sifat dan gaya hidup satu sama lain.
Dale
menurunkan Latina di “ruangannya”. Di sana, ada karpet asing, sementara di
dekat jendela ada lemari dan meja. Selain benda itu, ada kotak besar dan kasur.
Bagi penduduk asli, itu terlalu sedikit, tapi untuk orang yang bepergian, itu
sudah terlalu banyak.
“Latina,
tunggu, sini.” Melihat Latina mengangguk, Dale kembali ke bawah untuk mengambil
barang yang dia tinggalkan.
Sambil
menunggunya, Latina berjalan-jalan di sana. Sepertinya gadis itu memang punya
rasa ingin tahu yang tinggi. Dia juga bisa menahan diri, jadi daripada
menyentuh, Latina hanya melihat-lihat benda yang ada di sana. Sulit rasanya
mengingat apa yang terjadi saat Dale masih kanak-kanak, tapi saat dia
membandingkannya dengan anak-anak bermain di kota, Dale pun tahu kalau untuk
seukuran anak-anak, Latina cukup dewasa.
Dale melepas
sepatunya dan masuk ke daerahnya khasnya sendiri. Di tempat asalnya, daripada
di kursi penduduk duduk di lantai secara langsung, dia ingin ruangannya punya
rasa familiar yang nyaman. Itu lah alasannya dia menaruh karpet rumahnya di
sana, dia tidak mau mengotorinya.
Dia menggantung mantelnya dan menaruh barangnya. Senjatanya
ditaruh di atas lemari dekat kasur. Dale membuka jendela dan membiarkan udara
segar masuk, dia membuka baju anti-tusuk, dan juga celana panjangnya.
(Ramune: Tidur pakai kolor memang lebih sip)
“Kemarilah,
Latina.”
Setelah
menebak arti dari gerakan tangannya, Latina mendekat. Dale merebahkan diri
bersama Latina di kasur. Jika dibandingkan dengan kebiasaannya, saat ini
terlalu dini, tapi kemampuan adventurer
untuk tidur saat mereka bisa melakukannya adalah kemampuan yang sangat
diperlukan, jadi Dale bisa tidur dengan tenang.
Dale sempat
bingung tentang apa yang harus dia lakukan jika Latina tidak menyukai hal ini,
tapi ternyata dia, dengan tenangnya, ada di sisinya dan tidur layaknya kucing.
Tak lama kemudian, dia pun tertidur pulas.
Dia benar-benar capek. Walaupun
dikelilingi orang dan bahasa asing dan tidak paham apapun yang terjadi, ia bisa
tidur.
Dale
mengelus rambut Latina yang tidur dengan sangat tenang sampai-sampai Dale
terkejut dengan kemampuannya. Walaupun dia baru saja memutuskan untuk menjadi
orang tuanya, hal ini terasa aneh.
Mungkin hidup bersama seperti ini
tidak terlalu buruk, pikir Dale, yang kemudian tidur
pulas di sisi badan yang lebih hangat darinya.
Tak lama
kemudian, Latina membangunkan Dale dengan tepukan kecilnya, wajahnya terlihat
pucat.
Kata yang
pertama Latina minta pelajari adalah “kamar mandi.”
Akhir dari Bab 01 - Pertemuan Pemuda dan Gadis Cilik
Bersambung ke Bab 02