Prolog
Penerjemah : Rena
……Betapa sepinya hidupku.
Itulah yang kurasakan ketika hidupku sudah mendekati akhir pada umur 15 tahun. Ini semua dikarenakan tidak ada yang mendampingiku pada saat-saat terakhirku, dan hanya ada aku sendirian. Setiap setahun sekali, sebuah bunga yang mekar dalam pot akan menyemangatiku. Itu hanyalah satu buah tumbuhan hias, namun ia telah mengawasiku di saat-saat terakhirku
Aku terlahir di keluarga bangsawan - keluarga aristokrat tingkat Baron. Ketika aku masih kecil aku sangat menyukai bunga, dan sejak saat itulah aku selalu merawat bunga-bunga di kebun kediamanku.
Di negeri kami, setiap penduduk diwajibkan untuk menerima Pembaptisan ketika mencapai umur 5 tahun dan akan diberkahi sebuah "pekerjaan" oleh sang Dewa. Pekerjaan yang kuterima dari Dewa adalah "Maid", dan saat itulah awal mula kemalanganku
"Maid" adalah pekerjaan rendahan yang sangat dikhawatirkan oleh kedua orang tuaku.
Orang tuaku memiliki kepribadian yang ambisius dan angkuh, maka mereka memiliki ekspektasi kepada pekerjaan anak-anak mereka. Dan juga, mereka berharap agar anak-anaknya membantu mengembangkan keluarga kami. Karena alasan itulah, mereka tidak senang terhadap hasil yang kuterima dan memutuskan untuk mengusirku dari rumah kelak. Namun, harga diri mereka masih ada bahkan setelah semua itu. Agar tidak mempermalukan keluarga, mereka memaksakan ajaran tata krama, etiket, baca tulis, dan berhitung kepadaku sehingga aku dapat menjadi pendamping yang pantas memegang status keluarga kami. Ketika aku lupa akan sesuatu, seorang tutor akan memukulku dengan cambuk dan tidak mengijinkanku untuk menangis.
Ketika aku mencapai usia 10 tahun, suatu keluarga Duke sedang merekrut maid, dan itu aku langsung diusir dari rumah dengan alasan "Waktunya mumpung sudah pas." Aku terus bekerja sebagai maid di keluarga Duke hingga berusia 14 tahun, yang bisa dikatakan sebagai akhir bagi diriku, aku terkena penyakit yang tak dapat disembuuhkan. Kepala keluarga Duke yang merasa sangat malu karena penolakan keluarga lamaku untuk merawatku, telah mengurungku di bangunan sederhana di tanah sekitar kediaman Duke.
Aku sendirian.
……Seseorang, sayangilah aku, perhatikan aku.
Itulah satu-satunya harapan kecilku, ketika kehidupanku yang sebentar ini hendak berakhir. Pada akhirnya itu tidak pernah terkabul.
……Maaf, aku tidak bisa merawatmu lagi.
Aku berusaha sekuat tenaga tuk menggapai tumbuhan itu, namun aku tak dapat menggapainya hingga akhirnya aku terjatuh ke lantai. Entah kenapa, aku merasa cahaya hijau yang lembut menyelimutiku, namun aku yakin itu hanyalah ilusi yang kurasakan ketika sudah mendekati ajalku.
Akhirnya, pandanganku menjadi gelap gulita.
Dunia yang kupikir telah menjadi gelap, tiba-tiba disinari cahaya. Aku merasa dunia tiba-tiba menjadi bercahaya tanpa aku membuka mata. Tiba-tiba, udara memasuki paru-paruku, dan aku mendengar teriakan tanda terkejut. "Henry-sama, tuanku! Beliau telah lahir! Anak perempuan yang imut!"
……Bukankah aku baru saja meninggal?
Dikala aku masih kbingungan, seseorang membersihkan tubuhku dan aku merasakan handuk lembut yang hangat menyelimutiku. Aku dikejutkan dengan perasaan lembut yang datang tibaa-tiba, dan aku sadar kalau aku sedang didekap oleh tangan orang lain lagi. Itu adalah tangan yang besar dan hangat.
“Sungguh anak yang cantik! Rose, terimakasih banyak!"Tiba-tiba, terdengar suara kecupan tepat di sampingku.
“Adik perempuanku,” seseorang berkata begitu sembari menyentuh pipiku dengan jari-jari kecilnya.
“Ahh, ahh.” Aku mengeluarkan suara bayi yang sedikit keras dan tak berarti apa-apa, kemudian sebuah tangan kecil terus-menerus mengelus kepalaku.
“Hei, kalian berdua, yang akur sama adik baru kalian ya," Seorang wanita dengan suara lembut dan ramah berkata.
“Adik, perempuan, nama.” Suara anak laki-laki yang terdengar canggung.
“Bagaimana ini, Rose? Kita sudah menetapkan untuk menamai bayi kita dengan 'Daisy' kalau lahir perempuan. Apa kamu masih mau menamainya begitu?”
"Iya, Dahlia atau Daisy. Aku putuskan kalau nama gadis di kediaman ini akan menyerupai nama sebuah bunga.”
Alasan mereka hendak memutuskan nama "ku" berarti mereka pasti adalah orang tuaku...... Begitu ya! Aku terlahir kembali! Aku akhirnya menyadari perubahan mendadak yang terjadi di sekitarku.
Aku terlahir kembali sebagai "Daisy von Preslaria". Ketika aku masih kecil, "aku" dan "Daisy" adalah dua keberadaan yang ada dalam pikiranku. Namun, lama-kelamaan, keberadaan "aku" di dalam pikiranku mulai menghilang karena aku sangat disayangi oleh kedua orang tua dan saudara-saudaraku. Rasa sayang itu telah memuaskan harapan terakhir yang dimiliki oleh "aku". Setiap hari dipenuhi oleh kebahagiaan dan aku merasa puas.
Agar "diriku yang baru" tidak merasa gelisah, akan kutinggalkan beberapa ingatan berguna yang telah kupelajari di kehidupanku sebelumnya kepada "Daisy". "Aku" akan mengambil semua ingatan burukku dan menghilang.
……Bahagialah, Diriku yang lain -- Daisy. Atau lebih tepatnya, saudari sejiwa ku?
……Dan terimakasih, ayah, ibu, adik laki-laki dan perempuan kecilku dari Keluarga Preslaria.
Jikalau seseorang, atau mungkin Dewa, meninggalkan ingatanku ketika aku bereinkarnasi, terimakasih banyak. Hari-hari yang kuhabiskan bersama Daisy di keluarga Preslaria telah dipenuhi kebahagiaan.
Ketika Daisy merayakan ulang tahunnya yang ke 4 tahun, ingatan "aku" menghilang bagai tersapu oleh angin.